Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah menghitung potensi kerugian pariwisata yang ditimbulkan akibat kebakaran di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Selama 13 hari penutupan Bromo, Kemenparekraf mencatat potensi kerugian sektor pariwisata sebesar Rp89,76 miliar. Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya mengatakan, ada empat hal yang menjadi pertimbangan dalam menghitung kerugian ini.

Pertama, jumlah kunjungan atau kuota harian wisatawan per hari. Kedua, harga tiket. Biasanya ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu untuk wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara. Ketiga, pengeluaran ketika wisatawan mancanegara itu berkunjung ke destinasi tersebut. Keempat, lama waktu penutupan taman nasional.

Serangan Gibran ke Cak Imin: Anda Tidak Konsisten Soal IKN, Dulu Ikut Resmikan Sekarang Tolak Buntut Aniaya Sopir Truk, Anggota TNI Ajudan Bupati Kutai Barat Dicopot: Hukum Militer Jalan Terus Ajudan Bupati Kutai Barat Kini Dinonaktifkan, Jalani Proses Hukum Akibat Hajar Sopir Truk

Gibran Pakai Istilah Sulit saat Bertanya, Ini Respons Anies yang Bikin Orang Tersenyum Halaman 3 Kondisi Sopir Truk Berdamai dengan Serka Daniel Ajudan Bupati Kutai Barat, Mata Masih Bengkak Memar Honda Umumkan Harga Resmi Motor Listrik EM1 e: dan EM1 e: Plus

BREAKING NEWS: Anies Baswedan Diadukan ke Bareskrim Polri Buntut Gunakan Akronim %27Amin%27 "Jadi, ini empat hal yang dihitung dan ada dua dimensinya yang dihitung oleh Kemenparekraf dari empat variabel tersebut," kata Nia dalam konferensi pers di kantor Kemenparekraf, Jakarta, Senin (25/9/2023). Dimensi pertama adalah potensi kerugian tiket dan yang kedua ada dari sisi pengeluaran para wisatawan.

Nia kemudian membeberkan detail dari Rp89,76 miliar tersebut. Total kerugian tiket per hari dari tidak adanya pemasukan akibat kebakaran ini sebesar Rp121 juta. Selama 13 hari, kalau sehari itu 121 juta, berarti jika ditotal angkanya mencapai Rp1,5 miliar.

Lalu, untuk potensi kerugian dari tidak adanya pengeluaran wisatawan per hari diperkirakan sekitar Rp6,7 miliar. "Potential loss (gabungan dari kerugian tidak ada tiket dan pengeluaran para wisman) dalam satu hari itu sekitar Rp6,9 miliar. Jadi intinya selama 13 hari dari potential loss tiket dan spending sejumlah 89,7 miliar," ujar Nia. Sebagai informasi, pascakebakaran yang melanda kawasan Gunung Bromo akibat foto prewedding menggunakan flare kini kawasan Gunung Bromo terus dilakukan pemantauan.

Pemantauan ini dilakukan setiap hari oleh Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS). "Lewat pemantauan ini, diharapkan dapat memberi informasi pada masyarakat perihal kondisi terkini pasca kebakaran di kawasan Bromo. Selain itu, juga informasi dampak atau akibat dari kebakaran," kata Ketua Tim Data Evaluasi Pelaporan dan Kehumasan BBTNBTS, Hendra, Kamis (21/9/2023). Hendra melanjutkan, sejumlah petugas tetap disiagakan dalam mencegah kebakaran setelah wisata Gunung Bromo dibuka kembali pada Selasa (19/9/2023) pukul 00.01 WIB.

Berdasarkan pemantauan petugas, kondisi Wisata Gunung Bromo aman atau tidak ditemukan titik api. Kobaran api telah padam sepenuhnya. "Kami turut memberikan informasi kesiapan petugas dan sarpras (sarana prasarana) pendukung dalam mencegah kebakaran (pos pam hutla) setelah Wisata Gunung Bromo kembali dibuka," urainya. Dia menyebut, luasan dampak kebakaran akibat foto prewedding pakai flare, terhitung sedari 6 sampai 10 September 2023 sekitar mencapai 504 hektare.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *