Perusahaan migas pelat merah yakni PT Pertamina (Persero) dikabarkan bakal memiliki Direktur Utama baru. Salah satu nama yang santer dikaitkan adalah Basuki Tjahaja Purnama. Apabila benar terjadi, pria yang akrab disapa Ahok ini bakal menggantikan Nicke Widyawati. Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi mengungkapkan bahwa Ahok tidak layak menjadi Direktur Utama Pertamina.

Tanggapan Fahmy bukan tanpa alasan. Ia menjelaskan, pada saat Ahok diangkat sebagai Komisaris Utama Pertamina, dirinya telah diamanatkan beberapa tugas. Pertama, harus memberantas mafia migas. Kedua, Pertamina harus membangun kilang. Dan ketiga, Pertamina harus bisa menaikkan produksi migas. Namun, tugas tugas tersebut tidak dikerjakan dengan baik.

Tega, Ajudan Bupati Kutai Barat Aniaya Sopir Truk hingga Terkapar, Videonya Viral Viral, Ajudan Bupati Kutai Barat Aniaya Sopir Truk, Sudah Berdamai, Bupati Minta Maaf SOSOK Letkol Eko Handoyo yang Nonaktifkan Ajudan Bupati Kutai Barat Penganiaya Sopir Truk CPO Viral

Sosok Andri Rahman Sopir Truk Dianiaya Ajudan Bupati Kutai Barat, Hotman Paris Siap Bantu Halaman 4 Sosok Serka Daniel, Ajudan Bupati Kutai Barat yang Aniaya Sopir Truk Kini Damai, Tapi Dinonaktifkan Dampak Boikot Produk Pro Israel, CEO Starbucks Minta Masyarakat Berhenti Demo Kedai Kopinya Halaman all

"Mafia migas masih bergentayangan, kemudian produksi migas menurun drastis, dan membangun kilang juga belum terbangun," sambungnya. Tak hanya sampai disitu, Fahmy mengatakan, selama Ahok menduduki jabatan kursi Komisaris Utama, banyak terjadi kecelakaan di kilang kilang Pertamina. Banyaknya insiden pada kilang, menandakan bahwa tidak adanya perbaikan sistem keamanan.

"Itu memang domain Direksi, tapi Komisaris bisa melakukan pengontrolan tadi untuk mewujudkan tugas tugas tadi," papar Fahmy. "Karena tugas tadi tidak tercapai, Ahok sangat tidak layak menjadi Direktur Utama Pertamina. Harus dipertimbangkan matang matang," tegasnya. Apabila pergantian Direktur Utama di Pertamina benar benar terjadi, Fahmy pun berharap merupakan sosok yang memiliki kapabilitas, profesional, dan memiliki pengalaman.

Bisa saja sosok yang dimaksud dari Direksi internal Pertamina itu sendiri. "Sosok yang tepat itu, pertama, mempunyai kapabilitas di bidang industri minyak dan gas. Sehingga dibutuhkan memang yang punya pengalaman," ucap Fahmy. "Kemudian yang kedua, yang penting punya komitmen untuk menjalankan sebagai profesional dan tidak mempan terhadap suap suap. Karena mafia migas memainkan suap, sehingga dibutuhkan pemimpin yang profesional dan punya integritas," pungkasnya.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *