Medical Sexologist, dr Binsar Martin Sinaga FIAS memberikan penjelasan mengenai kaitan gangguan pembesaran prostat yang dapat menyebabkan gangguan ereksi. Gangguan pembesaran prostat merupakan masalah kesehatan yang berkaitan dengan fungsi kelenjar prostat pada organ reproduksi pria. Kelenjar prostat ialah kelenjar yang memiliki ukuran sebesar kacang kenari dan berperan dalam memproduksi cairan pelindung sperma.

Menurut penuturan yang disampaikan oleh dr Binsar Martin, gangguan pembesaran prostat sering kali terjadi pada usia 55 60 tahun ke atas. Kondisi ini biasanya ditandai dengan gejala pancaran aliran air kemih yang berkurang, setiap buang air kemih tidak puas atau lega, jumlah frekuensi berkemih saat malam hari sangat besar. Dr Binsar Martin menuturkan, terjadinya frekuensi berkemih saat malam hari tesebut yang akhirnya membuat para pria melakukan pengobatan.

RAMALAN SHIO Besok Minggu 24 Desember 2023 Intip Nasib Shio Tikus, Shio Monyet, Shio Naga, Shio Ular Halaman 4 Gibran Kembali Provokasi Suporter di Debat Cawapres, KPU Pastikan Siap Beri Kartu Kuning Kedua Gibran Kembali Terancam Dapat Teguran KPU karena Gesture Provokasi Pendukung di Debat Cawapres

Gibran Pakai Istilah Sulit saat Debat Cawapres, Ganjar Soroti Cara Pengejaan Istilah Bahasa Inggris "Ayo Kapan Menyusul" Anne Ratna Mustika Semringah Jawab Ucapan Dedi Mulyadi, Doakan Sang Mantan Halaman 4 KPU Tegur Gibran Rakabuming, Buntut Dugaan Provokasi Pendukung di Debat Cawapres 2024

Pembesaran Prostat Dapat Sebabkan Terjadinya Gangguan Ereksi, Begini Penjelasan dr Binsar Martin Dampak Boikot Produk Pro Israel, CEO Starbucks Minta Masyarakat Berhenti Demo Kedai Kopinya Halaman all Pasalnya, terjadinya gangguan pembesaran prostat tidak terjadi begitu saja, namun proses terjadinya gangguan prostat ini terjadi cukup lama, hingga akhirnya menyebabkan gangguan pembesaran prostat.

"Adanya problem prostat ini terjadi sudah cukup lama, dalam artian masalah ini tidak muncul seketika, munculnya berangsur lama," tutur dr Binsar Martin. "Kemudian berkemih, inilah yang membuat seseorang melakukan pengobatan." Kelenjar prostat sendiri berfungsi untuk membentuk yang namanya cairan ejakulasi di dalam proses hubungan seksual.

Cairan ejakulasi terdiri dari cairan yang berbentuk lendir berwarna putih kelabu dan sperma yang hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop. Dr Binsar Martin mengimbau untuk melakukan pengobatan pada pria yang mengalami gangguan pembesaran prostat. Saat melakukan pengobatan pada prostat, terdapat dua masalah yang harus diamati, yaitu masalah gangguan ereksi dan masalah ejakulasi.

Ketika gangguan prostat dilakukan pengobatan, proses pengobatan ini akan menyebabkan yang pertama gangguan ereksi yang terhambat. "Problem ereksi ini akan menjadi besar, apabila pada saat diobati tidak ada yang mengamati ereksinya," terang dr Binsar Martin. Sedangkan masalah kedua akibat pengobatan prostat adalah terjadinya gangguan ejakulasi.

"Begitu prostat dilakukan pengobatan, biasanya gejalanya adalah pembesaran prostat jinak." "Begitu diobati BPH nya ( Benign Prostatic Hyperplasia ) atau pembesaran prostat jinaknya, maka yang jelas ejakulasi juga menjadi terhambat atau terblok." "Sehingga yang paling sering terjadi adalah ejakulasi tidak keluar atau ejakulasi terbalik."

"Dan problem ini menjadi satu momok buat para penderita penyakit prostat di atas usia 55 60 tahun," jelas dr Binsar Martin. Lebih lanjut, Medical Sexologist, dr Binsar Martin menjelaskan mengenai proses pengobatan gangguan pembesaran prostat yang disertai dengan gangguan seksual seperti gangguan ereksi dan ejakulasi. Pasalnya, ketika prostat dilakukan pengobatan, gejala gangguan seksual pasti akan menyertai dan gangguan seksual ini juga harus dilakukan pengobatan.

"Jadi biasanya si penderita itu akan komplain, dan begitu komplain, maka dia akan mencari cara untuk mengobati gangguan seksualnya." "Begitu gangguan seksual ditemukan, maka gangguan seksual tersebut tentunya juga harus diobati." Dr Binsar Martin memiliki cara tersendiri saat melakukan pengobatan gangguan seksual dengan pengobatan prostat, dengan cara memberhentikan obat prostat selama beberapa hari terlebih dahulu baru kemudian dilanjutkan.

"Saya secara pribadi, bila pasien menderita gangguan seksual disertai dengan penyakit prostat, saya akan menyarankan penderita tersebut untuk tidak mengonsumsi dulu obat prostatnya." "Kecuali dia sudah operasi prostat, kalau sudah operasi prostat atau prostatnya diambil, ya sudah bebas obatnya, tidak masalah." "Di situ biasanya aman tidak usah pakai obat prostat lagi, tapi kasus pembesaran prostat yang masih mengonsumsi obat, itu yang menjadi masalah."

"Saya memiliki trik seperti ini, saya puasakan dulu artinya diberhentikan dulu obatnya satu minggu atau paling cepat tiga hari, baru dia bantu dengan obat obatan untuk memperbaiki gangguan seksualitasnya." "Kalau minum obat untuk memperbaiki gangguan ereksi, tidak akan mengganggu pengobatan gangguan prostat, artinya tidak ada kontra indikasi," terang dr Binsar Martin. Baca berita lain seputar kesehatan

Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *